Senin, 18 Maret 2013

MAKAM RASULLULLAH BERLAPIS TIMAH

Sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul min Tarikhi AL-Madinah Al Munawaroh menuliskan bahwa makam Nabi Muhammad Saw pernah digali dan jasadnya nyaris dicuri. Peristiwa memilukan dan terkutuk ini terjadi sekitar tahun 1164 M atau 557 H, dilakukan oleh orang-orang kafir yang mencoba menghancurkan agama Islam.

Kisah ini bermula dengan pudarnya kejayaan Islam yang berpusat di Baghdad di bawah pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Raja-raja Nasrani dari Eropa yang dendam atas takluk-nya berbagai wilayah mereka di tangan Islam mencoba mencari siasat mempermalukan umat Islam dengan mencuri jasad Nabi Muhammad Saw. Kegiatan ini rencananya akan dilakukan tatkala musim haji tiba, dimana umat Islam dari seluruh dunia berdatangan untuk menunaikan rukun Islam kelima.

Dua orang mata-mata ditugaskan untuk melakukan misi hina ini dengan menyamar sebagai jemaah haji Andalusia, Spanyol dan berpakaian seperti orang Maroko. Mereka pun menyewa sebuah penginapan yang letaknya dekat dengan makam nabi. Dari penginapan inilah, mereka menggali jalan menuju makam Rasullullah. Namun sebaik-baiknya rencana mereka, akhirnya rencana ini digagalkan jua oleh Allah swt. Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki, seorang penguasa Islam di Damaskus saat itu mendapatkan mimpi akan ancaman ancaman terhadap makam Rasulullah. Sultan bermimpi bertemu dengan Rasulullah sambil menunjuk dua orang lelaki berambut pirang dan berkata, ” Wahai Mahmud, selamatkan jasadku dari maksud jahat kedua orang ini.” Mimpi serupa terjadi tiga kali hingga Sultan memutuskan untuk segera berangkat menuju makam Rasullullah di Madinah untuk memeriksa kebenaran mimpinya.

 Dengan memakan waktu 16 hari serta membawa kuda, 20 orang pengawal, dan banyak sekali harta, Sultan melakukan perjalanan dari Damaskus ke Madinah. Sultan kemudian langsung menuju Raudah, Masjid Nabawi untuk melakukan shalat dan berziarah ke makam nabi. Tiba-tiba seorang menteri datang bertanya, “Apakah Baginda Sultan mengenal wajah kedua lelaki itu?” Sultan pun menjawab, “Ya”. Maka dengan strategi yang telah dipersiapkan sebelumnya, Sultan memerintahkan sang menteri untuk mengumpulkan seluruh penduduk Madinah dan membagikan harta yang dibawanya sambil mencermati wajah setiap orang yang datang. Namun tidak seorangpun yang mirip dengan apa yang dikatakan Rasullullah Saw. melalui mimpi. Akhirnya sultan bertanya kepada penduduk Madinah, “Adakah diantara kalian yang belum mendapatkan jatah yang telah disediakan.” Namun semua penduduk Madinah mengaku sudah mendapatkan bagian mereka masing-masing, kecuali dua orang asing dari Maroko yang belum datang untuk mengambil jatah mereka. Kedua dipandang sebagai orang saleh dan sering melakukan shalat di Masjid Nabawi dan berziarah ke makam Nabi Muhammad Saw.

 Sultan kemudian memanggil kedua orang tersebut. Alangkah terkejutnya sultan melihat bahwa kedua orang itu adalah yang ia lihat dalam mimpinya. Mereka mengaku sebagai jamaah haji dari Andalusia, Spanyol. Meski sultan sudah mendesak bertanya tentang kegiatan mereka di Madinah, mereka tetap tidak mau mengaku. Sultan kemudian melakukan pemeriksaan terhadap penginapan kedua orang tersebut. Sesampainya di rumah itu yang ditemuinya adalah tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf al-Quran. Setelah diperiksa lebih teliti, Sultan menemukan sebuah ruangan bawah tanah yang tertutup oleh tikar. Ruangan bawah tanah itu tersambung pada lorong yang menuju makam Rasullullah. Sultan menjadi marah dan memukul kedua lelaki tersebut. Akhirnya mata-mata itu mengaku bahwa mereka diutus oleh raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad Nabi Muhammad Saw. Sultan pun akhirnya menghukum mati kedua orang tersebut. Setelah itu, untuk menghindari kejadian serupa, Sultan memerintahkan penggalian parit di sekitar makam Rasullullah dan melapisinya dengan timah.

Sumbernya dari http://adekabang.wordpress.com/2011/07/24/kuburan-rasullullah-berlapis-timah/

Tidak ada komentar: